Jumat, 19 April 2013

Sulitnya Bahasa (part 1)

Nanda hanya bengong menatap PR Bahasa Inggrisnya yang tergeletak di meja. Siang tadi dia baru saja diomeli Mama karena nilai bahasa Inggrisnya di rapor mendapat nilai merah. Iya, bahasa Inggris. Diantara semua mata pelajaran yang tertulis di rapor Nanda, cuma bahasa Inggris yang nilainya paling rendah.

Nanda memang paling tidak suka akan pelajaran yang satu ini. Baginya, bahasa Inggris itu sangat sulit! Kadang-kadang dia suka mengomel sendiri tentang kenapa harus bahasa Inggris yang jadi bahasa internasional, bukannya bahasa Indonesia yang jadi bahasa sehari-harinya. Ayah yang sedang membaca koran terkekeh mendengar omelan putrinya itu.



"Itu karena orang Inggris cerdas dan tahu sopan santun, jadi banyak disukai. Nggak kayak anak Ayah yang satu ini, nih. Nilai bahasa Inggris, kok, cuma dapat 5." godanya.
Nanda cemberut. "Habis susah banget, Yah!"
"Susah karena kamu kurang belajar. Udah sana, kerjain PR-nya. Ntar diomelin Mama lagi, lho." goda Ayah lagi.
"Iya-iya..." Nanda kembali menghadap PR-nya. Menggigit pulpen. Diam. Bengong. Cengo.

"Lha? Kenapa? Kok malah bengong?"
"...Nggak tahu caranya, Yah..."
"Mau Ayah ajarin?"
"Nggak usah, Yah. Nanti Nanda tanya temen Nanda aja." Nanda bangkit berdiri meninggalkan PR Bahasa Inggrisnya yang masih tergeletak. Ayah cuma geleng-geleng kepala melihat tingkah laku putrinya itu.

Nanda sebetulnya anak yang pintar. Selama 5 tahun ini dia berada di SD, dia tidak pernah mendapat ranking dibawah 5 besar. Kalau bukan karena bahasa Inggris yang sangat dibencinya itu, mungkin Nanda bisa dapat ranking satu. Entah apa penyebabnya kenapa bahasa Inggris bisa begitu sulit baginya. Padahal, untuk pelajaran Bahasa Daerah dan Bahasa Indonesia, nilai Nanda cukup bagus. 80, 90, bahkan 100, baginya bukan angka yang sulit diraih.

Pak Guru bilang, itu karena Nanda kurang tertarik untuk lebih membaca atau mendengar sesuatu yang menggunakan bahasa Inggris. Dan Nanda memang tidak membantah soal itu.

To Be Continued~


Tidak ada komentar:

Posting Komentar